Tingkatan “Dahsyatnya” Badai Tornado

Bagi mereka yang sudah pernah menonton film Twister, pastinya mengenal bagaimana dampak yang dapat ditimbulkan oleh badai Tornado. Dampak dan besarnya badai tornado dapat dikategorikan berdasarkan Skala Fujita (F-Skala), atau skala Fujita-Pearson. Skala ini  adalah skala untuk menggambarkan intensitas tingkatan tornado, terutama didasarkan pada kerusakan yang ditimbulkan tornado  pada manusia, bangunan dan vegetasi. Skala ini diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Tetsuya Fujita dari Universitas Chicago, yang mengembangkan bersama-sama dengan Allen Pearson, Kepala Pusat National Severe Storms Forecast Center, Amerika. Berikut saya sajikan untuk anda:


1. F5, Kecepatan angin 419–512 km/j
Kerusakan yang luar biasa, ditimbulkan oleh tornado jenis ini. Para ahli menyebut tornado level ini sebagai “jari Tuhan”.  Bangunan-bangunan yang memiliki struktur beton baja bertulang (seperti rumah, gedung dll) tercerabut hingga pondasinya, lalu dilemparkan ke atas langit. Mobil-mobil sampai dengan truck gandeng yang berukuran besar, melayang-layang di udara sampai ketinggian 100 m lebih. Begitupun dengan pepohonan. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan jalur tornado tersebut bisa mencapai 1100 m bahkan lebih dari itu, dengan laju mencapai 100 km lebih. Namun demikian persentasi kemunculan tornadi ini terbilang jarang.



2. F4, Kecepatan angin 333–418 km/j
Setali tiga uang dengan F5, level ini menghancurkan berbagai macam apa yang ada di permukaan tanah. Rumah yang dibangun dengan baik, mampu diratakannya. Kereta api terbalik, mobil terlempar oleh pusaran besar yang diciptakannya.  Begitupun dengan gedung-gedung pencakar langit dengan mudah dihancurkan atau dirubuhkan. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km. Frekuensi kemunculannya 1,1%.


3. F3, Kecepatan angin 254–332 km/j
Kerusakan parah yang diciptakan tornado jenis ini, adalah atap dan beberapa dinding rumah sobek,   sebagian pohon-pohon tercabut, gedung pencakar langit bengkok dengan kehancuran besar pada eksteriornya. Mobil-mobil berat terangkat dari tanah dan dilemparkan. Frekuensi kemunculannya terbilang sering, mencapai 4,9%.



4. F2, Kecepatan angin 181–253 km/j
Kerusakan  yang signifikan dengan bingkai atap rumah robek dengan jendela pecah dan hancur , mobil terlempar, gerbong boks terbalik, pohon-pohon besar tumbang.  Persentasi 19,4% kemunculannya, menjadi ancaman tersendiri di daerah-daerah yang rawan tornado.


5. F1, Kecepatan angin 117–180 km/j
Dampak kerusakannya terbilang sedang. Diawali dengan kecepatan angin yang bergemuruh. Atap-atap rumah berterbangan. Mobil-mobil bergeser terdorong dengan intensitas kemunculannya 35,6%.


6. F0, Kecepatan angin 64–116 km/j
Beberapa hal yang sering terjadi adalah kerusakan pada cerobong-cerobong asap rumah dengan cabang-cabang pohon patah. Papan-papan reklame yang rusak. Tipikal tornado jenis ini sering kali masyarakat Indonesia menyebutnya dengan angin putting beliung. Frekuensinya sangat sering (38,9%) dewasa ini, dengan menimpa hampir sebagian wilayah di Indonesia sebagai anomaly cuaca.(**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar