SENJATA Biologi PEMBUNUH Massal ISRAEL | BMBD | Un1x Project | Senjata biologi adalah senjata yang menggunakan bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit lainnya sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh. Dalam pengertian yang lebih luas, senjata biologi tidak hanya berupa organisme pa****n, tetapi juga toksin berbahaya yang dihasilkan oleh organisme tertentu.Dalam kenyataanya, senjata biologi tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman.
Pembuatan dan penyimpanan senjata biologi telah dilarang oleh Konvensi Senjata Biologi 1972 yang ditandatangani oleh lebih dari 100 negara. Alasan pelarangan ini adalah untuk menghindari efek yang dihasilkan senjata biologi, yang dapat membunuh jutaan manusia, dan menghancurkan sektor ekonomi dan sosial.Namun, Konvensi Senjata Biologi hanya melarang pembuatan dan penyimpanan senjata biologi, tetapi tidak melarang pemakaiannya.
Klasifikasi atau pengelompokkan senjata biologi dapat dilakukan berdasarkan taksonomi, inang, sindrom yang ditimbulkan, efek yang dihasilkan, cara penyebarannya, dan respon praktis atau menurut sifat fungsionalnya.
Melihat kedalam pabrik pembuatan senjata biologi Israel
Bangunan itu dikelilingi tembok semen dengan sistem pengamanan superketat. Wajar saja, di sanalah lokasi Institut Riset Biologi Israel (IIBR). Lokasinya di Ness Ziona, 20 kilometer sebelah selatan Ibu Kota Tel Aviv. Ini merupakan instalasi militer paling rahasia di negara Zionis itu. Dengan sensor sungguh ketat, pers pun tidak dapat mencari keterangan soal lembaga itu
Namun usia rahasianya hampir sama dengan umur negara Israel itu terkuak sedikit ke masyarakat. Ini terjadi setelah Mei lalu seorang pegawai IIBR bernama Avisha Klein, menggugat kantornya itu atas tuduhan diperlakukan tidak menyenangkan. Dia merupakan pegawai senior IIBR dan sudah ditempatkan di pelbagai posisi. Salah satunya masuk dalam tim mengembangkan salep untuk melindungi kulit dari gas mostar.
IIBR dibangun pada 1952 oleh Profesor Ernst David Bergman, penasihat sains Perdana Menteri pertama Israel David Ben-Guurion, dan Dr Alexander Keynan. Lembaga ini terbentuk atas perintah Ben-Gurion.
Saking rahasianya, semua informasi mengenai IIBR akan dikeluarkan harus seizin Ben-Gurion. Bahkan, pekerja di sana meminta maaf lantaran tidak bisa menunjukkan program apa saja sedang mereka kerjakan saat perdana menteri kedua Moshe Sharett berkunjung ke sana pada 1954.
Sejumlah laporan menyebutkan IIBR menghasilkan racun pernah digunakan untuk membunuh Kepala Biro Politik Hamas Khalid Misyaal pada 1997 di Ibu Kota Amman, Yordania. Upaya pembunuhan itu dilakukan oleh Kidon, satuan pembunuh elite dalam tubuh Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel). Usaha mereka gagal setelah obat penawar diberikan sebagai balasan membebaskan agen Mossad tertangkap.
Haaretz mengungkapkan racun produksi IIBR pertama kali dipakai Mossad untuk membunuh pemimpin PFLP (Barisan Rakyat bagi Pembebasan Palestina) Wadia Haddad pada 1977. Ia dituding bertanggung jawab atas pembajakan sebuah pesawat penumpang Israel tujuan Entebbe, Uganda, setahun sebelumnya.
IIBR juga mempunyai sebuah departemen memproduksi vaksin antisenjata biologi, termasuk vaksin anthrax. Institut (IIBR) mendapat hibah ratusan juta dolar (dari Amerika Serikat) untuk memproduksi vaksin anthrax, tulis Haaretz dalam situsnya berbahasa Ibrani. Hibah ini diberikan setelah teroris lokal di Amerika melancarkan serangan dengan virus anthrax.
Ironisnya, bukan hanya kelinci, babi, monyet, dan binatang lainnya menjadi percobaan bagi vaksin anthrax. Tentara Israel juga dikorbankan untuk menguji keampuhan vaksin buatan IIBR itu.
Ethno-Bomb, Senjata Israel Khusus Untuk Bangsa Arab
Ilmu pengetahuan bisa membuat teknologi aneh-aneh. Sebuah bom, misalnya, bisa dirancang hanya untuk melukai orang Arab tapi aman bagi orang Israel. Dulu, senjata semacam itu tak terbayangkan.Itu adalah senjata biologi. Tapi efeknya sama: mematikan. Seperti dilaporkan The Sunday Times edisi November lalu, senjata itu kini dirancang Israel untuk menghadapi orang Arab.
Proyek yang dikerjakan di sebuah institut biologi di Nes Tziyona itu sebenarnya direncanakan untuk menghadapi Irak, yang dicurigai tetap ngotot—meski diawasi PBB—membangun pabrik senjata biologi dan kimia. Senjata itu dikawatirkan akan ditempelkan ke rudal Scud, yang pada waktu Perang Teluk dibidikkan ke Israel.
Para ilmuwan Israel terpaksa bekerja keras untuk membuat ethno-bomb. Mula-mula diidentifikasi gen pembeda milik orang Arab yang tidak dipunyai etnis Yahudi. Setelah itu, barulah dilakukan rekayasa genetis virus atau bakteri bagi mereka. Pada dasarnya, virus atau bakteri bila menginvasi tubuh bisa menggantikan materi genetis—DNA (asam deoksiribonukleat)—sel manusia. Yang dilakukan para ilmuwan Israel adalah rekayasa genetis untuk membuat mikroorganisme mematikan yang hanya akan menyerang DNA pembeda milik orang Arab.
Membuat senjata khusus untuk orang Arab sebenarnya cukup sulit mengingat Arab dan Yahudi masih dalam rumpun yang sama, Semit. Tapi kesulitan ini dapat dipecahkan. Para peneliti Yahudi bahkan berhasil menemukan karakteristik partikel genetis pada komunitas tertentu Arab, terutama orang Irak. Nantinya, senjata yang dihasilkan akan menebarkan penyakit setelah mikoorganisme disemprotkan ke udara. Bisa pula moncong senjata diarahkan ke sumber air.
Menurut beberapa ahli, walaupun konsep untuk membuat senjata yang ditargetkan kepada etnis tertentu memang sangat mungkin dilakukan, aspek praktis yang ditimbulkan dari penciptaan senjata itu pasti sangat luar biasa. "Dengan senjata yang ditujukan kepada etnis tertentu, Anda bahkan dapat menyerang grup-grup dalam sebuah populasi. Sejarah konflik yang ada faktor etnisnya memang menunjukkan kepada kami betapa senjata ini amat berbahaya," kata Dr. Vivienne Nathanson, yang mengorganisasi riset.
Tampaknya, memang perlu segera diadakan konvensi internasional untuk mengontrol senjata biologi dan kimia.